Kakankemenag Maros Harap Guru Bentuk Karakter Siswa Berdasarkan Nilai Luhur Bangsa

    Kakankemenag Maros Harap Guru Bentuk Karakter Siswa Berdasarkan Nilai Luhur Bangsa
    Kakankemenag Maros Harap Guru Bentuk Karakter Siswa Berdasarkan Nilai Luhur Bangsa

    MAROS - Kepala Kementerian Agama Kabupaten Maros (Kakankemenag) Kabupaten Maros Abd. Hafid M. Talla berpesan kepada para guru untuk bisa membentuk karakter siswa berdasarkan nilai luhur budaya bangsa.

    Hal tersebut disampaikan saat menghadiri Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Madrasah Tsanawiyah Tingkat Kabupaten Maros yang berlangsung di Pondok Pesantren Wahdaniyatillah Kelurahan Borong Kecamatan Tanralili.

    Dalam kesempatan kali ini, Kakankemenag Abd. Hafid juga meminta kepada para guru untuk mengajarkan nilai-nilai penghormatan atas perjuangan pahlawan bangsa kepada para siswa. Dengan hormat Bendera Merah-putih dan menyanyikan Indonesia Raya.

    “Hormat Bendera Merah-putih, maknanya bukan hormat bendanya tapi hormat atas perjuangan para pahlawan bangsa yang juga terdiri para ulama. Baiknya, kalau acara seperti ini juga menyanyikan Indonesia Raya. Ini bentuk penghargaan dan penghormatan sebagai generasi penerus bangsa. Ini juga harus diajarkan kepada para siswa kita semua”, kata Abd. Hafid Selasa (9/11/2021).

    “Peran guru adalah bagaimana meningkatkan kecerdasan anak bangsa. Dan itu, baiknya bersumber dari nilai luhur budaya bangsa. Bentuk karakter siswa berdasarkan nilai luhur bangsa. Sehingga, bisa terbentuk karakter siswa yang menghargai kearifan lokal. Karena karakter lahir dari pembiasaan-pembiasaan yang baik. Oleh karena itu, guru juga harus paham tentang nilai luhur bangsa dan paham agama yang menghargai perbedaan”, lanjutnya.

    Abd. Hafid juga menyampaikan bahwa guru jangan mudah menghardik pemahaman seseorang, terutama terkait dengan paham keagamaan yang tumbuh dan sudah dilaksanakan masyarakat.

    “Jangan mudah membid’ahkan. Sedikit-sedikit bid’ah. Pahami dulu konteks. Selaku guru jangan mendoktrin anak kita seperti itu. Bidah. Terutama terkait pakaian, jangan dipaksakan”.

    “Memang guru yang bisa mencerdaskan. Tapi jangan sombong dengan pengetahuan, merasa cerdas dengan apa yang kita miliki terus menyalahkan orang lain. Keberkahan ilmu itu lahir dari nilai keikhlasan”.

    “Jangan peragakan yang bertentangan dengan akhlak. Karena yang dilihat akan ditirukan oleh siswa kita. Beri contoh yang terbaik. Baiknya, mentransfer ilmu kepada siswa berdasarkan keikhlasan. Sesuaikan juga dengan kondisi siswa”, ungkapnya.               Reporter : Ulya Sunani         (Kemenag-JIS)

    MAROS SULSEL
    Jamaluddin, M.M.

    Jamaluddin, M.M.

    Artikel Sebelumnya

    Andi Marwati Adakan Gerakan Penhijauan Menanam...

    Artikel Berikutnya

    IZI Bersinergi dengan Yayasan Hadji Kalla:...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Hendri Kampai: Revolusi Penulisan Rilis Berita dengan Bantuan Artificial Intelligence (AI)
    Perkuat Soliditas TNI, Polri Dan Pemerintah Jelang Pilkada, Kapolda Sulsel Berkunjung Ke Forkopimda
    Semangat Tak Kenal Lelah, Satgas TMMD Kodim 1805/Raja Ampat dan Warga Terus Bangun RTLH Meski Panas Terik Menghadang
    Kapolda Sulsel Pimpin Upacara Kenaikan Pangkat dan Sertijab Kapolres Maros
    Bakamla RI Lepas KN. Pulau Dana-323 untuk Muhibah ke Vietnam dan Singapura

    Ikuti Kami